Pedan-Virus Corona (Covid-19) telah menjadi pandemi. Itu artinya wabah ini sudah menjangkiti secara global. Termasuk Indonesia adalah salah satu negara yang terdampak dari virus yang awalnya dari kota Wuhan, provinsi Hubei, Tiongkok ini.
Jawa Tengah adalah salah satu provinsi di Indonesia yang warganya sudah ada yang positif terinfeksi Covid-19. Oleh karena itu seluruh warga harus waspada.
Untuk menekan penularan Covid-19, salah satu kebijakan dari pemerintah provinsi Jawa Tengah adalah menyuruh siswa belajar di rumah dari PAUD, TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA tanggal 16-29 Maret 2020. Kebijakan ini bersifat dinamis, artinya menyesuaikan dengan perkembangan informasi dari pemerintah.
Tak hanya siswa yang harus belajar di rumah, namun siswa yang berada di tingkat akhir yang seharusnya melaksanakan ujian harus ditunda ujiannya. Termasuk siswa-siswi MTs Negeri 4 Klaten di Pedan (Madsanida) yang seharusnya menjalani UAMBNBK pada 16-18 Maret 2020,namun ditunda sampai ada pemberitahuan selanjutnya dari pemerintah.
Proktor yang sudah menjalankan tugas sinkronisasi juga tidak menjalankan tugas UAMBNBK. Namun, VDI hasil sinkronisasi tetap disimpan dan sewaktu-waktu ada perubahan kebijakan dari pemerintah bisa digunakan untuk UAMBNBK.
Guru dan karyawan Madtsanida tetap masuk. Namun, daftar hadir elektronik (finger print) diganti menjadi manual (tandatangan di kertas).
Kepala Madtsanida melakukan brifing pada Senin (16/03/2020). Inti dari brifing adalah sebagai berikut:
Pertama, UAMBNBK ditunda seduai dengan instruksi dari pemerintah.
Kedua, siswa-siswi belajar di rumah dan masuk kembali pada 29 Maret 2020. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan di rumah melalui media sosial seperti aplikasi WhatsApp (WA).
Ketiga, ASN masuk namun daftar hadir manual.
Keempat, Madrasah menyediakan sabun pencuci tangan.
Kelima, wali kelas hendaknya mensosialisasikan supaya siswa belajar di rumah dan tidak kemana-mana.
AM