Upacara Hari Lahir Pancasila 1 Juni

Foto: Artikelsiana.com
Pedan-Pancasila adalah dasar Negara Republik Indonesia. Ini artinya setiap undang-undang dan peraturan harus berlandaskan Pancasila. Tak hanya itu saja, setiap organisasi massa juga harus berasaskan Pancasila.

Pancasila adalah dasar negara yang memiliki lima sila. Ketuhanan Yang Maha Esa. Kemanusiaan yang adil dan beradap. Persatuan Indonesia. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kelima sila dalam Pancasila juga terdapat pada alinea keempat pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Tanggal 1 Juni adalah Hari Lahir Pancasila. Mulai tahun 2017, pertama kalinya tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai hari libur nasional. Meskipun libur, anggota pegawai negeri sipil, TNI, dan POLRI tidak libur. Para abdi negara ini harus mengikuti upacara peringatan Hari Lahirnya Pancasila di instansinya masing-masing. Bahkan siswa sekolah juga harus mengikuti upacara.

Upacara juga diadakan di MTs Negeri Pedan, Klaten, Jawa Tengah (Matsanida). Upacara ini selain diikuti oleh keluarga Matsanida juga diikuti oleh pegawai negeri dilingkungan Kementerian Agama di Kecamatan Pedan seperti dari Kantor Urusan Agama (KUA) serta guru-guru dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) di sekitar Matsanida.

Upacara yang dimulai pada pukul 07.45 WIB ini dilaksanakan di halaman Matsanida. Upacara Hari Lahir Pancasila yang pertama kali ini bertepatan dengan bulan Ramadan 1438 H hari ke-6. Meskipun berpuasa, para peserta dan petugas upacara khidmad dalam mengikuti upacara.

Upacara Hari Lahir Pancasila 2017 ini dipimpin oleh Mulyadi, S.Ag. Sementara pembina upacara adalah Moch Nazarudin Chalim, S.Ag selaku kepala madrasah.

Karena 1 Juni ditetapkan sebagai tanggal merah seperti halnya tanggal 17 Agustus, maka selesai upacara tidak ada kegiatan belajar mengajar atau aktivitas di kantor. Para peserta upacara langsung pulang setelah menandatangi daftar hadir upacara.

Amanah Pembina

Diawali sidang oleh BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945. Tidak hanya sekali sidang saja, namun berkali-kali akhirnya dibentuk Panitia sembilan yang merumuskan cikal bakal Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945.

Sila pertama awalnya berbunyi “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya”. Rumusan sila pertama yang demikian karena pada Panitia Sembilan didominasi oleh orang Islam baik nasionalis maupun moderat. Namun, sila pertama ini akhirnya diubah menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa” yang sampai sekarang kita kenal. Perubahan ini dimaksudkan untuk menghargai golongan lain yang bukan beragama Islam.

Kita sebagai generasi penerus, bagaimana kita bisa menjaga dan melestarikan nilai-nilai yang terkandung dalam masing-masing butir Pancasila. Kita bisa melaksanakan dan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan bernegara.

Sebenarnya nilai-nilai pada kelima sila dalam Pancasila sudah terkandung dalam Al Qur’an. Seperti pada sila pertama tercantum dalam Surat Al Ikhlas. Jika ada orang yang berteriak NKRI harga mati, namun agamanya masih dipertanyakan, maka ia bukan Pancasilais yang sejati.

Sila kedua dalam Islam sangat menghargai perbedaan. Semua manusia sama, namun yang membedakan adalah ketaqwaannya. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.

Begitu juga dalam sila-sila yang lain juga sudah tercantum dalam Al Qur’an, termasuk sila kelima adanya zakat. Jika umat Islam sudah melaksanakan ajaran agamanya, maka ia sudah pula melaksanakan nilai-nilai dalam Pancasila.

Pesan pembina upacara dalam menutup amanahnya adalah mari kita introspeksi apakah kita sudah menjadi warga negara yang baik? Kita amalkan agama kita berarti kita sudah mengamalkan harapan dan cita-cita pendiri bangsa ini.

AM

Upacara Hari Lahir Pancasila 1 Juni

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke Atas