Belajar Menjadi Konselor Teman Sebaya

Seorang siswa seharusnya rajin belajar untuk bekal masa depannya. Namun, tak jarang siswa mempunyai masalah dan ini menganggu siswa belajar. Dengan terganggunya siswa belajar, maka prestasi susah didapatkan.

Masalah siswa saat ini sangat kompleks. Tak hanya masalah yang ada di sekolah dengan teman-temannya saja, namun juga masalah lain seperti masalah di rumah dan juga lingkungan tempat tinggal mereka.

Salah satu masalah yang tak boleh dipandang sebelah mata adalah Kesehatan dan Reproduksi Remaja (KRR). Masalah ini sering muncul seiring dengan perkembangan fisik siswa. Usia mulai dari 12 tahun membutuhkan perhatian serius dalam hal KRR. Karena pada masa ini adalah masa pubertas.

Untuk bisa mengatasi masalah KRR di MTs Negeri Pedan, dibentuk konselor teman sebaya. Anggotanya 5 siswa, 3 putra dan 2 putri yang telah ditunjuk oleh guru Bimbingan Konseling (BK) yang dianggap mampu. Mereka adalah Jundi Nasrullah (8A), Immaduddin Khan H. (8B), Isma Pramudiyah B.S. (8C) dan Nur Qowiyah (8D), dan Brivian Khaq Aldino (8E).

Kelima siswa tersebut mengikuti kegiatan konselor yang diadakan oleh tim dari Puskesmas Pedan bersama dengan 45 siswa lain dari SMP, SMA, dan SMK yang ada di Kecamatan Pedan. Kegiatan ini diadakan di aula balai Desa Sobayan, Pedan, Klaten.

Kegiatan pertama sudah berlangsung pada 24 September 2015. Pada kegiatan ini materi yang diberikan oleh tim dari Puskesmas Pedan adalah HIV/AIDS. Materi yang juga sangat penting harus dikuasai oleh siswa adalah narkoba, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA).

Kegiatan berlanjut pada 29 Oktober 2015 di tempat yang sama. Materi yang diterima oleh siswa-siswi kali ini adalah Infeksi Menular Seksual (IMS). Materi anemia pada remaja juga diberikan pada siswa supaya bisa mengantisipas tidak terjadi pada mereka. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah materi yang harus ditularkan pada teman sebayanya.

Mereka yang yang tergabung dalam tim konselor teman sebaya dari masing-masing madrasah/sekolah juga diajari cara mengukur tinggi badan dan berat badan teman-temannya. Tak hanya itu saja yang harus mereka kuasai, praktik cara mengukur tekanan darah juga.

Berdasarkan informasi dari salah satu anggota tim Puskesmas Pedan, kegiatan ini tidak selalu dilakukan tiap bulan. Jika ada sesuatu yang perlu disampaikan dari Dinas Kesehatan, maka sewaktu-waktu perwakilan dari masing-masing sekolah dipanggil.

Kegiatan yang bertujuan melatih siswa-siswi biar bisa mengatasi masalah terutama KRR dan kesehatan yang ada di masing-masing sekolahnya ini ke depannya akan membentuk grup di sosial media. Grup sosial media yang akan dibentuk adalah WhatsApp (WA), karena saat ini aplikasi messenger ini sangat digandrungi remaja, jadi mudah cara penyampaian materi KRR dan kesehatan. Anggota grup di WA ini tak hanya sebatas ke-50 siswa yang ikut pelatihan saja, namun juga terbuka bagi siswa-siswi lainnya.

Ke depannya juga akan dibentuk grup KRR di Facebook dan tidak menutup kemungkinan di BlackBerry Messenger BBM). Grup-grup yang dibentuk di sosial media ini diharapakan akan lebih mempermudah penyampaian materi KRR. Dengan demikian, siswa-siswi bisa mengatasi masalah KRR melalui tutor teman sebaya.

Belajar Menjadi Konselor Teman Sebaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kembali ke Atas